Minggu, 27 Oktober 2013

Koordinasi yang efektif

KOORDINASI YANG EFEKTIF

Koordinasi dan hubungan kerja merupakan faktor dominan di dalam kehidupan organisasi. Oleh sebab itu koordinasi dan hubungan kerja harus secara terus menerus selalu ditingkatkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara optimal. Sebagaimana diketahui bahwa setiap individu-individu dan organisasi memiliki tujuan. Untuk mencapai tujuannya orang-orang atau bagian-bagian yang tergabung di dalam organisasi dan pihak -pihak yang terkait dengan pencapaian tujuan, melakukan koordinasi dan hubungan kerja. Dalam era globalisasi dimana kepentingan individu dan juga organisasi semakin kompleks, sehingga tidak satupun unit kerja atau organisasi yang dapat mencapai tujuan tanpa melakukan koordinasi dan hubungan kerja dengan unit kerja yang lain.
Kegiatan koordinasi dan hubungan kerja dalam organisasi merupakan bagian integral. Manusia sebagai salah satu sumber daya organisasi, sering ditunjuk sebagai faktor utama jika terjadi suatu kegagalan dalam pencapaian tujuan organisasi. Begitu banyak alasan yang bisa dipakai justifikasi terhadap upaya peningkatan peran sumber daya manusia dalam organisasi seperti mengubah manusia, walaupun hal tersebut tidak semudah mengubah tata ruangan kantor, karena manusia mempunyai keinginan-keinginan sebagaimana mahluk hidup yang punya kewajaran.
Kegiatan koordinsi dan hubungan kerja dalam organisasi merupakan bagian integral dan komperehensif dalam mencapai tujuan organisasi. Hubungan kerja antara bagian atau antara orang-orang yang tergabung dalam organisasi menjadi hal yang sangat penting. Agar koordinasi dan hubungan kerja dapaat dilaksanakansecara optimal dan memperhatikan aspirasi dari bawah. Dan dapat menciptakan bentuk yang memadai dengan memperhatikan indikatornya. Pada prinsipnya koordinasi harus didukung semua pihak baik atasan maupun bawahan. Koordinasi juga harus dimulai sejak perumusan awal sampai tujuan organisasi dapat tercapai.

Produktifitas kreatif diri

MENGAWASI PRODUKTIFITAS KREATIF DIRI SENDIRI


Menjadi bos bagi diri kita sendiri bisa berarti juga menjadi pengawas bagi produktifistas diri. Menurut survei tahun 2013 oleh Marketing Services Experian menyebutkan bahwa orang di Amerika rata-rata menghabiskan setiap jam untuk kegiatan online, 16 menit dihabiskan di situs media sosial, sembilan menit dihabiskan di situs hiburan dan lima menit dihabiskan untuk belanja online.
Facebook dan Twitter dianggap hampir selalu lebih menyenangkan daripada bekerja. Konsumsi media digital ibarat cara untuk diet dan lebih berdampak pada meningkatnya obesitas mental karena terlalu banyak mengkonsumsi sejumlah besar informasi setiap harinya. Hal itu berarti bahwa manajer harus mampu mengambil keuntungan dari alat yang tersedia yang dapat membantu berkurangnya produktifitas. Terdapat 5 cara untuk menjadikan seseorang lebih produktif yaitu sebagai berikut:
  1. Penyelamatan Waktu, penting dilakukan agar kita bisa menyusun prioritas waktu untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Semakin banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat maka semakin baik pula produktifitas kita.
  2. Pelacakan Waktu, merupakan proses evaluasi diri atas apa saja yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mengukur efisiensi diri.
  3. Blokir Gangguan, dilakukan karena gangguan akan terus datang. Arti dari gangguan adalah hal-hal yang menghambat kita untuk menyelesaikan pekerjaan.
  4. Abaikan Hal-Hal yang tidak Berhubungan dengan Pekerjaan, penting dilakukan karena tidak semua hal yang dijumpai itu berhubungan dengan pekerjaan utama dan hal itu bisa menjadi hambatan penyelesaian pekerjaan.
  5. Kontrol Diri, pengendalian diri ini memang sangat harus dilakukan oleh setiap orang agar mampu memiliki pemahaman yang kuat tentang mana saja yang memang harus diselesaikan secara cepat agar tidak membuang waktu.

Logo

KAJIAN LOGO MEREK MOBIL DUNIA


Dewasa ini, kendaraan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak bagi kehidupan sehari-hari dalam mendukung mobilitas manusia, sehingga banyak produsen mobil yang berlomba-lomba untuk menciptakan mobil berkualitas. Merek mobil dunia memiliki ciri khasnya masing-masing seperti logo. Pertanyaannya adalah makna apa yang sesungguhnya muncul dari logo merek mobil dunia atau bahkan mendasari perancangan logo merek tersebut.

MERCEDEZ BENZ
Dalam logo merek mobil yang tergolong mewah ini memiliki tiga komponen bintang yang bermakna unik. Tiga bintang itu menunjukkan ambisi dari Gottlieb Daimler untuk mendapatkan kejayaan dalam tiga aspek yaitu darat, laut dan udara. Logo itu pertama kali muncul pada tahun 1870 saat Daimler mengirim kartu pos untuk istrinya dan menggambarkan logo tiga bintang itu untuk mewujudkan keinginannya melihat tiga bintang penunjuk di atas semua pabrik mereka.

BMW
Meskipun telah lama diasumsikan bahwa logo BMW merupakan representasi dari rotasi baling-baling, yang sebenarnya telah terbukti sebagai mitos. Kisah nyatanya adalah bahwa ketika BMW muncul sebagai akibat dari restrukturisasi Rapp Motorenworke, BMW ingin mempertahankan dinamika logo Rapp dan tata letak. Selain itu, warna biru dan putih adalah warna dominan dari bendera Bavaria. Oleh karena hal itu lah logo BMW terbuat.

LAMBORGHINI
Salah satu mobil dunia yang paling diminati ini memiliki cerita yang sangat unik dibalik logo brand mereka. Pada awal tahun enam puluhan, Ferruccio Lamborghini menghabiskan waktu dengan Don Eduardo Miura, seorang peternak dari benteng pertempuran Spanyol, di rumahnya di Seville. Ternyata hewan-hewan tersebut memberikan efek tersendiri bagi Lamborghini. Oleh karena itu Ia memutuskan bahwa logo perusahaannya menampilkan benteng mengamuk.

FERRARI
Kuda elegan yang sedang jingkrak hampir langsung dikenali sebagai simbol bagi produsen eksotis Italia ini. Namun, kuda jingkrak tersebut sebenarnya dicat pada badan pesawat dari pesawat tempur Italia selama Perang Dunia I. Ibu dari pilot pejuang heroik meminta Enzo Ferrari untuk menempatkan kuda jingkrak pada semua mobil nya. Dia menyatakan bahwa itu akan membawa keberuntungan. Hampir 100 tahun kemudian, itu masih ada, pada latar belakang-warna kuning berani Modena.

VOLVO
Lambang Volvo sebenarnya merepresentasikan simbol Mars, yang juga melambangkan Dewa Perang. Tapi, bagaimana hal tersebut terkait dengan Volvo atau mobil? Nah, ini juga menjadi simbol hubungan antara God of War dan senjata logam yang dibangun waktu itu yaitu besi. Simbol ini ditafsirkan sebagai maskulin. Karena sejak awal, pendiri Volvo menginginkan simbol kekuatan untuk mobil mereka.

CHEVROLET
Lambang “bowtie” pada logo Chevrolet sangat mewakili salah satu dari tiga besar dalam mobil dunia buatan Amerika ini. Tetapi, apakah Anda tahu? Sebenarnya logo ini berasal dari luar Amerika. Lambang Bowtie ini pertama kali digunakan pada tahun 1914 pada desain wallpaper di kamar hotel Perancis tempat William Durant tempati.

Kini, kita tidak hanya sekedar mengagumi kehebatan mobil-mobil hebat tersebut, namun pada aknhirnya dapat diketahui juga hal-hal yang ada dibalik logo merek mobil dunia.

Komunikasi

KOMUNIKASI UNTUK MENGHASILKAN KARYA-KARYA TERBAIK

Memunculkan karya terbaik dari karyawan merupakan tanda dari seorang pemimpin yang efektif. Namun secara efektif mengkomunikasikan apa sebenarnya yang diharapkan seorang pemimpin kepada karyaman bisa menjadi sulit. Gambaran yang tidak jelas dari harapan pemimpin menyebabkan proses yang tidak efisien dan kinerja di bawah standar. Karyawan bisa menjadi frustasi karena pekerjaan mereka dianggap tidak dihargai yang pada akhirnya membuat perusahaan tidak memiliki kinerja yang memuaskan. Terdapat beberapa cara untuk mengkomunikasikan secara jelas dan efektif dari harapan pemimpin kepada karyawan, yaitu sebagai berikut:
  1. Memperkuat target-target perusahaan. Seperti percakapan apa pun, pemimpin harus menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung ketika mengkomunikasikan target-target tersebut. Kunci komunikasi yang efektif adalah kesederhanaan dan pengulangan pesan. Mendengar harapan itu sebanyak satu kali tidak akan membuat karyawan meresapi komunikasi.
  2. Jelaskan siapa, apa dan bagaimana. Untuk mengkomunikasikan ekspektasi yang jelas dalam lingkungan yang terus berubah, pastikan bahwa karyawan selalu tahu apa yang ingin dicapai perusahaan, bagaimana rencana untuk sampai ke sana, dan siapa yang akan melakukan apa untuk mencapai hasil tersebut. Kebanyakan kegagalan dapat dikaitkan dengan kesenjangan dalam kejelasan tentang salah satu dari tiga komponen tersebut.
  3. Perhatikan lingkungan kerja yang berkomunikasi dengan karyawan. Agar karyawan dapat memenuhi harapan, lingkungan kerja harus mendukung perilaku yang diharapkan. Setiap unsur budaya harus dapat memperkuat perilaku yang diharapkan untuk karyawan. Jika ekspektasi berlawanan dengan lingkungan, karyawan tidak akan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan perusahaan.
  4. Ekspektasi yang efektif didukung oleh sistem penghargaan, serta struktur dan proses perusahaan. Misalnya, jika perusahaan mengharapkan karyawan untuk mengambil risiko, maka perusahaan perlu untuk memberikan penghargaan dan membentuk alur kerja yang memungkinkan untuk terjadinya kegagalan dari berbagai eksperimen yang dilakukan karyawan.
  5. Memahami kepentingan pribadi dalam diri karyawan. Karyawan pada dasarnnya datang ke tempat kerja dengan keinginan dan kebutuhan mereka sendiri, sehingga untuk mengenal setiap orang secara individual membantu perusahaan memastikan bahwa mereka memahami harapan perusahaan dan merasa termotivasi untuk bertemu dengan mereka. Dengan benar-benar memahami apa yang membuat mereka tergerak, apa yang memberi mereka energi dan tantangan apa yang mereka hadapi, seorang pemimpin dapat lebih efektif mendorong kinerja dan terjadinya perubahan perilaku. Luangkan waktu untuk membangun hubungan emosional dengan setiap karyawan yang dikelola. Tanyakan apa yang mereka perjuangkan, apa yang dituju dari menjalankan pekerjaan mereka dan apa yang mereka bergairah tentang pekerjaan yang dilakukan. Mengetahui apa yang memotivasi mereka akan membantu perusahaan membingkai harapan perusahaan dengan cara yang sesuai dengan tujuan karir mereka.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan dasar utama bagi seseorang yang melakukan aktivitas pekerjaannya. Kebutuhan itu sendiri dipandang sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan orang mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan itu. Rasa tidak senang dan ketegangan muncul ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi. Oleh karena itu seseorang akan memilih suatu tindakan tertentu untuk mengurangi ketegangan dan tekanan-tekanan, sehingga timbul perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan.